top of page
khawagaka logo_edited.jpg
HOME.png

KHAWAGAKA

​

Khawagaka is a collection of ancient teachings and philosophical ideas originating from the indigenous Wusa culture. The indigenous Wusa culture is deeply rooted in the reverence for nature and the cyclical understanding of time. The indigenous Wusa culture evolved into a civilization called Samasthamarta that spanned two distinct periods in the history of the land.

​

Khawagaka emerged following the decline of the Samasthamarta civilization, roughly 1000 years before the formal codification of the teachings.

​

The name "Khawagaka" derives from the Zufrasi words 'Kha' (six) and 'agaka' (teachings), reflecting its structure of six primary chapters. Its development can be seen as a response to societal upheaval and a need for renewed spiritual guidance. The teachings draw upon the ancient wisdom of the Wusa culture, but reinterpret and expand upon these ideas to address the challenges of a post-Samasthamarta world.

​

The teachings were originally written on dozens of manuscripts over the span of 60 years using the Zugrafi script and spoken in the Zufrasi language.

​

The Rijmana Council, an independent institution dedicated to Khawagaka's research and preservation, leads efforts to uncover its wisdom. Collaborating with the band Wusa (formerly Zoo), Khawagaka is being reintroduced through modern musical expressions.

 

This speculative cultural initiative aims to inspire reflection, spiritual growth, and a deeper understanding of our real life history of human heritage.

​

​

​

​

​

​

​

​

​

Khawagaka merupakan kumpulan ajaran kuno dan gagasan filosofis yang berakar dari budaya asli Wusa. Budaya Wusa sendiri sangat kental dengan penghormatan terhadap alam dan pemahaman mendalam tentang siklus waktu. Budaya asli Wusa ini kemudian berkembang menjadi peradaban Samasthamarta, sebuah transformasi progresif yang merentang dua periode berbeda dalam sejarah wilayah tersebut.​

 

Khawagaka sendiri muncul pasca-keruntuhan peradaban Samasthamarta, sekitar 1000 tahun sebelum ajaran ini dikodifikasi secara resmi.

​

Nama "Khawagaka" berasal dari bahasa Zufrasi, yakni 'Kha' (enam) dan 'agaka' (ajaran), merujuk pada strukturnya yang terdiri dari enam bab utama. Perkembangannya dapat dipandang sebagai kebutuhan akan panduan spiritual yang diperbarui. Ajaran-ajaran Khawagaka mengambil kearifan kuno dari budaya Wusa, namun menafsirkannya ulang dan memperluas gagasan tersebut guna menghadapi tantangan dunia pasca-Samasthamarta.

​​

Dewan Rijmana, sebuah lembaga independen yang berdedikasi pada penelitian dan pelestarian Khawagaka, memimpin upaya untuk menggali nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

 

Dalam kolaborasi dengan band Wusa (sebelumnya bernama Zoo), Khawagaka kembali dihidupkan melalui ekspresi musik modern. Proyek budaya spekulatif ini memiliki tujuan untuk menginspirasi refleksi, pertumbuhan spiritual, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah warisan manusia kita di dunia nyata.

​

​

​

​

​

matala 5 - syakh nusi
rijmana 2
sakhsyaha 1
bottom of page